Kristianto Purnomo (lightstalkers.org)
“Saya ingin karya foto saya bisa membawa perubahan sosial. Tidak sekedar menyajikan foto-foto yang indah tetapi ada pesan yang tersampaikan”
Jakarta, 10/8 (ClickFotografi) – Sebagai Pewarta Foto Kompas.com, Kristianto Purnomo tidak hanya ingin sekedar memotret namun bisa membawa perubahan.
Kristianto, yang memulai karir fotografinya sebagai fotografer di sebuah tempat penerbitan itu mengaku tertarik dengan bidang sosial karena bisa mengeksplorasi foto-fotonya pada manusia.
“Saya ingin karya foto saya bisa membawa perubahan sosial. Tidak sekedar menyajikan foto-foto yang indah tetapi ada pesan yang tersampaikan,” kata lulusan FISIPOL Atamajaya Yogyakarta saat dihubungi ClickFotografi lewat telepon, Rabu (10/8).
Ia membuktikan pada karyanya. Hasil jepretannya tidak sekedar merekam sebuah kejadian semata, namun menembus kehidupan di daerah-daerah pelosok yang belum banyak terekspos.
Salah satunya, foto perjuangan anak-anak sekolah yang sedang meniti kawat baja (tali sling) jembatan gantung sepanjang 40 meter di atas Sungai Ciliman, Desa Cicaringin. Sudah berbulan-bulan lamanya anak-anak desa yang umumnya duduk di bangku sekolah dasar itu harus menyebrang jembatan rusak akibat banjir bandang untuk menuju ke sekolah mereka di kampung seberang Mustari.
Dari foto tersebut, ia berhasil meraih medali perunggu dari ajang penghargaan Yonhap International Press Photo Awards 2011 (YIPPA) belum lama ini.
“Dengan mengikuti kompetisi Internasional, kita bisa mengukur kualitas foto kita. Artinya, itu bisa menjadi tolak ukur seseorang jika ditanya seberapa sih kualitas dia, meskipun itu bukan menjadi target dalam berkarya,” ujar Kristianto yang sudah mengenal dunia fotografi sejak masih duduk di bangku SMA.
Kristianto yang memang gemar berorganisasi itu kini aktif di asosiasi Pewarta Foto Indonesia (PFI). Di sana, ia juga ingin membawa perubahan. Kristianto melihat bahwa jurnalis foto Indonesia masih kurang dalam hal menjalin relasi terutama di kancah Internasional.
“Dari situlah, saya ingin teman-teman tidak tergantung pada media di Indonesia tetapi bisa menjalin relasi hingga Internasional, go Internasional,” tuturnya.
Untuk itu, ia bersama teman-teman jurnalis foto lain berencana membuat ajang foto festival Internasional di Indonesia. Dalam ajang ini, akan dihadirkan mentor-mentor dari editor foto kawasan Asia Pasifik.
“Di ajang ini teman-teman fotografer bisa ‘menjual diri’ mereka, dari sini relasi bisa terbentuk. Mereka nantinya bisa membuka akses seluas-luasnya,” jelas Kristianto.
Sekali lagi, ia menyampaikan bahwa relasi memang sangat penting, terutama bagi pemula. Dia menuturkan banyak fotografer yang karya-karya fotonya bagus namun karirnya kurang berkembang karena tidak memiliki banyak relasi.
Sementara itu, meskipun dia menekankan soal go International, Kristianto belum tertarik untuk bekerja di negara lain.
“Saya masih ingin berbuat sesuatu untuk Indonesia. Berkarya untuk perubahan,” kata pengagum James Nachtwey dan Oscar Motuloh itu. (Monalisa)
Tags: Fotografer, fotografer kompas, kompas, Kristianto Purnomo, pewarta foto